Pendahuluan
Tumbuhan (Plantae) merupakan organisme
eukariotik (memiliki membran inti sel), multiseluler (bersel banyak), memiliki
akar, batang, dan daun, memiliki dinding sel yang mengandung selulosa,
bereproduksi secara vegetatif dan generatif, pada umumnya memiliki klorofil a
dan b sehingga dapat melakukan fotosintesis serta dapat menyimpan cadangan
makanan. Namun beberapa jenis tumbuhan ada yang tidak berklorofil, sehingga
tidak melakukan fotosintesis.
·
Tumbuhan tidak berpembuluh (non-tracheophyta)
yang meliputi tumbuhan lumut(Bryophyta)
· Tumbuhan berpembuluh (tracheophyta)
yang meliputi tumbuhan paku
(Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji
(Spermatophyta).
Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Bryophyta (Yunani, bryon
= lumut, phyton = tumbuhan) merupakan
anggota kingdom plantae (tumbuhan) yang paling sederhana dan bisa dikatakan
sebagai bentuk peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus (belum
memiliki akar, batang, daun sejati) dengan Cormophyta atau tumbuhan berkormus
(sudah memiliki akar, batang, daun sejati). Lumut juga dikenal sebagai moss.
Reproduksi Lumut
Dalam siklus hidupnya, lumut mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n)
dengan generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n) bentuk gametofit lebih
sering ditemukan karena gametofit lebih dominan dan memiliki masa hidup yang
lebih lama daripada bentuk sporofit.
Klasifikasi Lumut
Lumut diklasifikasikan menjadi tiga kelas berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya, yaitu Hepaticopsida (lumut hati), Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun).
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku (fern) atau Pteridophyta (Yunani, pteron = bulu, phyton = tumbuhan) merupakan kelompok Plantae yang tubuhnya sudah terbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati. Susunan daun seperti bulu (menyirip). Tumbuhan paku dapat bereproduksi dengan spora sehingga disebut Cormophyta berspora. Berbeda dengan lumut, Pteridophyta merupakan tumbuhan vaskuler (Tracheophyta) karena sudah memiliki pembuluh angkut xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Masyarakat juga mengenal tumbuhan paku dengan istilah pakis.
Siklus Hidup Tumbuhan Paku
secara skematik dapat dilihat metgenesis tumbuhan paku berikut ini
Klasifikasi Tumbuhan paku
Terdapat sekitar 20.000 spesies
tumbuhan paku yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Klasifikasi tumbuhan
paku dapat dilakukan berdasarkan, antara lain sebagai berikut.
- Ada atau tidak adanya daun, serta bentuk dan susunan daunnya.
- Susunan sporangium, jenis, bentuk, dan ukuran sporanya.
- Bentuk, susunan anatomi tubuh dan lain-lain.
Tumbuhan
paku (Pterydophyta) diklasifikasikan menjadi empat subdivisi, yaitu Psilopsida
(paku purba), Lycopsida (paku kawat), Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor
kuda), dan Pteropsida (paku sejati).
Tumbuhan
berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma:biji,
phyton:tumbuhan) meliputi semua
tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi secara generatif dengan
membentuk
biji yang dihasilkan oleh bunga. Di dalam biji (seed) terdapat calon individu
baru (embrio sporofit atau lembaga) beserta cadangan makanan (endosperma) yang
terbungkus oleh lapisan pelindung. Tumbuhan berbiji telah memiliki klorofil
yang berfungsi dalam proses fotosintesis atau pembuatan makanan.
Berdasarkan
letak bakal biji atau bijinya, tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dikelompokkan
menjadi dua divisi, yaitu sebagai berikut
- Gymnospermae atau Pinophyta (tumbuhan berbiji terbuka) adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah (karpel) atau bijinya berada pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik
- Angiospermae atau Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup) adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah. Daun buah merupakan ovarium (megasporofil) yang sudah matang dan dindingnya menebal atau berdaging.
0 komentar:
Posting Komentar