A.
Pendahuluan
Seluruh
makhluk hidup, baik yang mikroskopik maupun makroskopik tersusun dari
bagian-bagian kecil yang disebut sel. Sel merupakan tingkatan struktural
kehidupan terendah, yang memiliki seluruh sifat kehidupan. Penemuan susunan sel
dalam organisme adalah bersamaan dengan permulaan pemakaian mikroskop cahaya.
Maka sejarah biologi sel seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya alat
pengamatan (Subowo, 2011).
B.
Penemuan
Sel dan Teori tentang Sel
Sel pertama sekali ditemukan oleh Robert
Hooke pada tahun 1665 pada umur 30 tahun. Robert hooke adalah seorang polymath
Inggris yang memainkan peranan penting dalam revolusi ilmiah, melalui kerja
eksperimen dan teoretis. Dia Dilahirkan di Freshwater di Pulau Wight, Hooke
menerima pendidikan awal di Sekolah Westminster. Pada 1653, Hooke mendapatkan
tempat di Christ Church, Oxford. Di sana ia bertemu dengan Robert Boyle, dan
mendapat pekerjaan sebagai asistennya. Sejarah Penemuan Sel Pada tahun 1665
yaitu pada umur 30 tahun.
Robert
Hooke mengamati sayatan gabus dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati dengan
menggunakan mikroskop sederhana. Robert Hooke menemukan adanya ruangan kecil
kosong yang kemudian menamakanya sel (bahasa latin, cellula = kamar kecil).
Hooke
tidak menciptakan mikroskop (penciptanya adalah seorang pembuat kacamata bangsa
Belanda bernama Hans Janssen ataupun putranya yang bernama Zachariass Janssen,
kira-kira pada tahun 1590). Dengan mikroskop buatan Janssen tersebut Hooke
dapat melihat dan mengenali wujud yang diberinya nama sel. Walaupun demikian
masih terdapat keterbatasan kemampuan sebuah mikroskop dalam daya uraiannya.
Pada abad ke 19 penyelidikan-penyelidikan diarahkan ke dalam isi sel-sel yang
oleh beberapa penulis dianggap sebagai cairan yang bersifat seperti lendir (Subowo,
2011).
Penemuan tentang sel berkembang
ketika Antonie Van Leeuwenhoek melihat sel hidup dari alga spirogyra dan
bakteri dengan menggunakan mikroskop pada tahun 1674. Antony van Leeuwenhoek
atau Antonie Philips van Leeuwenhoek adalah ilmuwan Belanda yang berasal dari
Delft. Ia disebut sebagai "Bapak Biologi", dan dianggap sebagai
mikrobiolog pertama. Ia terlahir sebagai putra pembuat keranjang. Ia terkenal
atas pengembangan mikroskop dan kontrobusinya terhadap didirikannya
mikrobiologi. Ia adalah orang pertama yang mengamati dan mendeskripsikan
organisme bersel satu.
C.
Kisaran
Ukuran Sel
Ukuran
merupakan sifat umum struktur sel yang berkaitan dengan fungsinya. Logistik
pelaksanaan metabolisme membuat batasan-batasan pada kisaran ukuran sel.
Sel umumnya memiliki ukuran yang sangat kecil. satuan ukuran untuk sel adalah
mikromerer atau sering disebut mikron. satu mm sama dengan 0.000001m. kisaran
ukuran diameter sel adalah sekitar 5-500 mikron. sel prokariota umumnya
berdiameter 1-10 mikron, sedangkan sel eukariota berdiameter 10-100 mikron. Sel terkecil yang dikenal ialah bakteri yang disebut mikoplasma yang
memiliki diameter antara 0,1 sampai 1,0 mikrometer (µm),
karena umumnya berukuran sangat kecil, sel hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Mikroskop yang biasanya digunakan di laboratorium
sekolah adalah mikroskop cahaya (light
microscope, LM). Pengamatan tingkat organel yang berada di dalam sel, tidak
dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Organel-organel sel hanya dapat diamati
dengan menggunakan mikroskop elektron
(electron microscope, EM).
D. Tipe Sel
Secara
struktural, terdapat dua tipe sel, yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Setiap
makhluk hidup tersusun dari salah satu tipe sel tersebut. Organisme yang
memiliki sel prokariotik, yaitu Archaebacteria, Eubakteria, dan Cyanobacteria.
Organisme yang memiliki sel eukariotik, yaitu Protista, Fungi (jamur), Plantae
(tumbuhan), dan Animalia (hewan).
Sel Prokariotik
Prokariotik
(prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, yakni pro artinya
‘sebelum’ dan karyon artinya ‘kernel’ atau ‘nukleus’. Berdasarkan asal
kata tersebut, sel prokariotik diartikan sebagai sel makhluk hidup yang
tidak bernukleus atau tidak memiliki membran inti. Materi genetik pada (DNA)
pada sel prokariotik tampak terkonsentrasi pada suatu tempat yang disebut nukleoid.
Sel prokariotik memiliki DNA sirkuler (plasmid), sejumlah ribosom yang
berfungsi untuk sintesis protein, membran plasma yang membatasi sel, serta
dinding sel yang terdapat di sebelah luar membran plasma dan dilapisi kapsul
seperti gel. Sebagian sel Prokariotik (bakteri) ada yang memiliki organel
perlekatan berupa pili dan organel perlekatan berupa flagella, dan umumnya berdiameter 0,1 – 1,0 µm
Sel Eukariotik
Sel eukariotik (Yunani: eu, berarti sebenarnya) merupakan
sel makhluk hidup bernukleus yang diselaputi membran. Di dalam membran ini
terdapat cairan yang disebut sitoplasma. Pada sitoplasma atau daerah antara
nukleus dan membran sel, terdapat medium semi cair yang disebut sitosol, serta
organel-organel sel yang sebagian besar tidak terdapat pada sel prokariotik.
Sel eukariotik umumnya berdiameter 10 – 100 µm
E. Struktur Sel Dan
Fungsinya
Sel memiliki
bagian-bagian dan organel-organel yang berbeda bentuk, ukuran, struktur, dan
fungsinya .
Komponen-komponen sel atau organel – organel yang terdapat
di dalam sel eukariotik, yaitu Membran
sel (Membran plasma sel), Nukleus (inti sel), Sitoplasma, Ribosom, Retikulum
Endoplasma, Badan Golgi, Lisosom, Periksisom, glioksisom, Mitokondria,
Plastida, vakuola, sentrosom, dan sentriol, sitoskeleton,serta dinding sel
a. Membran sel (selaput plasma)
Membran sel merupakan lapisaan tipis dengan ketebalan
sekitar 8 nm, bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan
lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permiabel atau semipermiabel, artinya hanya dapat
dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol,
dan berbagai ion.
Pada
sel hewan dan sel manusia, membran sel terletak di bagian terluar, sedangkan pada tumbuhan membran sel dikelilingi dinding sel. Membran
plasma tersusun dari bahan lipid (fosfolipid), protein, dan karbohidrat
Model
struktur membran sel dikemukakan oleh J.
Singer dan G. Nicolson pada
tahun 1972, yang disebut model mosaik
fluida. Model mosaik fluida menyatakan bahwa membran plasma bersifat dinamis
karena melekul lipid dan protein penyusunnya bersifat bergerak seperti zat car (fluida). Membran
plasma terdiri atas dua lapisan (bilayer) fossolipid, pada matriks fluida
bilayer fosfolipid tersebar banyak jenis protein (misalnya pada membran plasma
sel darah merah terdapat lebih dari 50 jenis protein). Satu unit fosfolipid
terdiri atas :
1.
Fosfat dibagian kepala pada permukaan
membran yang bersifat hidrofilik atau suka air
2. Asam lemak dibagian ekor,yang tersembunyi
didalam membran, dan bersifat hidrofobik atau tidak suka air.
Berdasarkan
letaknya, protein membran dapat dibedakan menjadi 2 jenis . yaitu :
1. Protein integral (intrinsik),
memiliki sisi luar pada keedua membran yang bersifat hidrofilik dan bagian
dalam yang bersifat hidrofobik
2. Protein periferal (ekstrinsik),
terikat secara longgar pada permukaan membran atau pada protein integral.
Komposisi
lipid pada sisi luar dan sisi dalam membran bersifat asimetris (tidak sama).
Pada permukaan membran terdapat karbohigdrat berupa oligosakarida,
oligosakarida terikat secara kovalen dengan lipid yang disebut glikolipid. Sedangkan oligisakarida
yang terikat dengan protein disebut glikoprotein.
Membran
sel mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1. Sebagai reseptor (penerima) rangsang
dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lain, baik dari lingkungan
luar maupun dari bagian lain dalam organisme itu sendiri.
2. Melindungi agar isi sel tidak keluar
meninggalkan sel.
3. Mengontrol
zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel. Hal inilah yang
menyebabkan membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel).
b. Nukleus (inti sel)
Nukleus merupakan Bagian paling penting bagi sel yang mengandung sebagian besar gen yang
mengontrol sel eukariotik. Nukleus ini umumnya merupakan organel yang paling
mencolok dalam sel eukariotik, rata-rata berdiameter 5 µm, diselubungi membram plasma ganda
(membran plasma luar dan dalam) yang
dipisahkan oleh ruangan sekitar 20 – 40 nm. Membran inti tersusun dari lipid
dan protein (bilayer). Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma
(plasma inti), anak inti (nukleolus) , dan materi genetik berupa benang-benang
kromatin. Saat sel akan membelah, benang-benang kromatin memendek dan menebal,
yang kemudian disebut Kromosom
c. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak di dalam sel, diluar
inti sel, dan organel sel. Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang
jernih, serta mengandung nutrien, ion-ion, garam, dan molekul organik.
Fungsi
sitoplasma, yaitu :
- Tempat organel sel dan sitoskeleton
- Memungkinkan terjadinya pergerekan organel sel oleh aliran sitoplasma
- Tempat terjadinya reaksi metabolisme sel
- Untuk menyimpan molekul-molekul organik (misalnya, karbohidrat, lemak, protein, dan enzim)
d. Ribosom
Ribosom berbentuk butiran butiran kecil dengan diameter sekitar 20
– 22 nm. Pada sel-sel tertentu dengan laju yang lebih tinggi akan memiliki
jumlah ribosom yang lebih banyak (misalnya, sel hati) manusia memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom
tersebar secara bebas pada sitoplasma, kloroplas dan mitokondria. Ribosom
secara umum ditemukan pada sitoplasma dari sel organisme yang termasuk
prokariot dan eukariot. Satuan unit atau kofisien sedimentasi dari ribosom
dinyatakan sebagai S atau Svedberg. Setiap ribosom terdiri dari dua unit
struktur yang berbeda ukurannya. Pada organisme yang eukariot bagian yang besar
berukuran 60S dan menempel pada membran endoplasmik retikulum dan bagian yang
kecil terdiri dari 40S. Pada organisme prokariot bagian yang besar berukuran 50
S dan bagian yang kecilnya adalah 30S. ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein
e. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum Endoplasma merupakan membran berbentuk labirin yang
berhubungan dengan selubung inti sel. Retikulum Endoplasma meliputi lebih dari
separuh total membran di dalam sel eukariotik. Retikulum Endoplasma tersusun dari jarring-jaring tubula dan gelembung membran sisternal
(latin, citerna =kotak), membran RE memisahkan ruangan internal,
yaitu ruang sisternal , dari sitosol.
f. Badan
Golgi (Aparatus Golgi)
Badan Golgi ditemukan pertama kali oleh Cammilio Golgi pada
tahun 1898 di dalam sel-sel kelenjar, badan Golgi terdiri atas tumpukan kantong
membran pipih sisterna dan vesikula-vesikula. Badan Golgi berperan sebagai
pusat produksi, pergudangan, penyotiran, dan pengiriman produk sel.
Badan golgi memiliki polaritas yang jelas,
dengan membran sisterne pada ujung-ujung yang berlawanan merupakan suatu
tumpukan yang berbeda ketebalan dan komposisi molekuernya. Kedua kutub tumpukan
golgi disebut sebagai muka cis dan
muka trans yang masing-masing
bertindak sebagai bagian penerima dan pengirim pada badan golgi. Muka cis biasanya terletak didekat RE.
vesikula transport memindahkan materi dari RE ke golgi. Vesikula yang bertunas
dari RE akan menambah membrannya dan kandungan lumen (rongga)nya ke muka cis dengan bergabung (berdifusi) dengan
membran Golgi. Muka cis menghasilkan
vesikula yang akan tercabut dan pindah ke tempat lain.
Badan Golgi pada tumbuhan di sebut dikotiosom. Sel hewan memiliki 10 -20 badan Golgi, sedangkan pada
tumbuhan mengandung ratusan badan Golgi. Di dalam sel-sel sekretori seperti
yang ada pada kelenjar air mata dan kelenjar pencernaan , terdapat Badan Golgi
yang lebih banyak jumlahnya.
Fungsi badan Golgi, yaitu :
·
Membentuk dinding sel pada tumbuhan.
·
Membentuk membran plasma dari vesikula – vesikula yang
dilepaskan.
· Membuat makro molekul, seperti polisakarida dan asam
hialuronat (zat lengket pada sel-sel hewan).
·
Berperan dalam sekresi atau membentuk vesikula yang berisi
enzim untuk sekresi.
g. Mitokonria
Mitokondria dijumpai pada semua sel eukariotik. Mitokondria
merupakan organel berbentuk bulat lonjong (silindris) dengan panjang 1- 10 µm,
dan diselubungi
oleh selapis membran rangkap. Membran rangkap ini terdiri atas membran luar
yang halus dan membran dalam yang berlekuk-lekuk. Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua ruangan internal. Yang
pertama berupa ruang intermembran, daerah sempit antara membran dalam dan
membran luar. Ruangan kedua, matriks mitokondria, dilingkupi oleh membran
dalam. Membran dalam mitokondria dinamakan krista. Krista
memperluas permukaan membran sehingga dapat meningkatkan produktivitas respirasi sel.
Mitokondria disebut organel semiotonom karena memiliki DNA yang dapat mengatur
sintesis protein yang dilakukan oleh ribosom di dalam organel tersebut.
Mitokondria berperan dalam respirasi sel atau metabolisme energi di dalam sel
yang dapat menghasilkan ATP.
h. Dinding
Sel
Dinding sel
hanya dimiliki oleh sel tumbuhan, sehingga menyebabkan sel tidak dapat bergerak
dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat
positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan
penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah
kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Dinding
sel memiliki ketebalan 0,1 µm hingga beberapa mikrometer. Dinding sel
adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk
membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi
(jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar